Disampaikan
pada Pelatihan dan Pembekalan Pengurus OSIS
SMP Lab
Undiksha Singaraja periode 2010/2011
7 Mei 2010
Oleh: I Putu
Kusuma Wardana (Pembina OSIS SMP Lab Undiksha)
Pengantar
Dalam
hidup manusia akan memperoleh kebahagiaan jika di dasarkan pada keselarasan dan
keseimbangan hidup pribadi, dalam hubungan dengan masyarakat, bangsa, alam
maupun dengan Tuhannya. Dengan demikian kekuatan manusia itu tidak hanya
terletak pada fisiknya semata, juga kemampuan untuk bekerjasama dengan sesama
manusia lainnya.
Keorganisasian
Secara
sederhana organisasi dapat diberi pengertian sebagai suatu system yang saling
berpengaruh antar orang dalam kelompok yang bekerjasama dalam mencapai tujuan
bersama. Lengkapnya dapat dinyatakan sebagai suatu kesatuan sosial dari
sekelompok manusia yang saling berinteraksi menurut pola tertentu, sehingga
setiap anggotanya memiliki fungsi dan tugas masing-masing, utamanya lagi
kesatuan tersebut mampunyai batas-batas yang jelas sehingga dapat dipisahkan
secara tegas dari lingkungannya (Lubis dan Martin,1989).
Administrasi
sebagai Total System
Biasanya
administrasi didefinisikan sebagai keseluruhan proses kegiatan pelaksanaan
usaha bersama yang dilakukan dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan sebelumnya secara efektif dan efisien atau bisa juga ditambah
secara ekonomis dan produktif. Dari konsep tersebut maka administrasi harus
terdesain oleh kerangka dasar yakni manajemen, leadership, pengambilan
keputusan, human relations, manusia dan sarana kerja (SP. Siagian, 74).
Secara
khusus ilmu manajemen didefinisikan sebagai yang mempelajari bagaimana cara
menapai tujuan, fungsi apa saja yang harus dilakukan dengan menggunakan alat,
tenaga orang, ide, dan system secara efektif dan efisien.
Manajemen, sebagai komponen dari administrasi dapat di
tinjau dari tiga segi :
- Kepemimpinan, tidak dimaksudkan melakukan sendiri kegiatan-kegiatan operasional akan tetapi menjamin orang lain mengerjakan hal-hal yang sesuai dengan kebijaksanaan, keputusan, dan pedoman yang telah diberikan. kepemimpinan mempunyai dua atribut menurut Mellit yaitu personal dan institusional, Atribut – atribut personal kepemimpinan mencakup intelegensi, keberanian, integritas kekuatan, kesiapan fisik, determinasi, ketekunan, kerja keras, kecerdikan dan bahkan terkadang kebingisan, Sedangkan atribut institusional kepemimpinan mencakup status, kekayaan, posisi, dan kolega atau teman yang mampu, kesempatan atau peluang yang khusus, suatu hubungan tertentu antara harapan atau aspirasi rakyat dengan penampilan kepemimpinan dan lain – lain. Atribut –atribut kepemimpinan, baik personal atau institusional akan sangat menentukan efektif tidaknya kepemimpinan. Dengan demikian seorang pemimpin memang di tuntut mempunyai berbagai kelebihan dari yang dipinpin, seperti keunggulan emosional, keunggulan kecerdasan, keunggulan ketrampilan, keunggulan fisik, kekayaan dan lain sebagainya.
- Pengambilan keputusan, kesuksesan seorang pemimpin bukan hanya dilihat dari banyaknya jabatan atau pangkat saja. Tetapi yang lebih penting lagi adalah bagaimana ia memanage organisasi, bersikap dan mengambil keputusan secara cermat, cerdas, dan cepat. Analisa yang dapat digunakan dalam decition making adalah menggunakan instrument analisa SWOT (Strength/kekuatan, Weakness/kelemahan oprtunity/peluang, Treats/ancaman)
- Human Relation, hasil dari kebulatan keputusan tadi pada proses tindak lanjutnya sebaiknya berpijak pada unsur kemanusiaan dan jika digerakkan dengan tepat maka akan menjadi efisien dan jika tidak demikian maka terkadang manusia justru akan menjadi unsur perusak rencana (Destroyer of Planning).
Perencanaan, Pengorganisasian, Pengarahan, Pengendalian, dan Evaluasi
Ini
merupakan sederetan fungsi-fungsi manajemen tradisional yang dibutuhkan oleh
organisasi nirlaba untuk menjamin organisasi yang bersangkutan berjalan baik.
Fungsi perencanaan mencakup perumusan tujuan jangka pendek dan jangka panjang
organisasi, serta mengembangkan strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Fungsi pengorganisasian adalah memadukan
orang-orang dan tugas-tugas mereka dalam suatu struktur yang terencana, bukan
semata-mata demi tugas itu sendiri, tetapi juga memuaskan kebutuhan orang-orang
yang melaksanakannya. Jika organisasi tumbuh dan semakin menjadi besar,
kebutuhan akan pengarahan muncul pula. Oleh sebab itu fungsi pengendalian harus
diberlakukan juga. Fungsi pengawasan ini perlu untuk menjaga agar organisasi
tetap berjalan pada jalurnya dan untuk mengorek kesalahan yang terjadi.
Akhirnya, fungsi evaluasi dibutuhkan untuk menentukan tercapai atau tidaknya
tujuan organisasi.
Dari kaca mata manajemen ada beberapa prinsip dasar yang
perlu diperhatikan :
Pertama, Aspek Sumber Daya Manusia merupakan aset penting yang
dimiliki oleh suatu organisasi, sehingga sisi manajerial merupakan konsekuensi
lebih jauh dalam mencapai efektifitas organisasi.
Kedua, Aspek legal formal, kebijakan
dan prosedur yang harus ditempuh dalam mencapai tujuan institusional.
Ketiga, Kultur; tata nilai yang melatar
belakangi perilaku manajerial sesuatu institusi dalam mencapai tujuannya yang
dilingkungan perusahaan dikenal dengan istilah Corporate Culture.
Keempat, Integrasi; Yang memungkinkan
timbulnya kebersamaan dalam lingkungan sumberdaya manusia dalam suatu
organisasi, sehingga sangat potensial dalam mencapai tujuan organisasi. (Michael
Armstrong, 1998)
Di dalam menajemen dibutuhkan beberapa persyaratan :
1.
harus
ada tujuan/platform
2.
harus
ada masyarakat/anggota
3.
harus
ada manager/leader
4.
harus
ada kerjasama/corporate
5.
harus ada system/mekanisme kerja yang kongkrit.
Persoalannya kemudian adalah sejauh mana sistem yang ada
diorganisasi kita mampu menciptakan suasana kondusif bagi perkembangan potensi
prospektif organisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar